
Jakarta – Presiden Republik Indonesia terpilih, Prabowo Subianto, menyampaikan kabar menggembirakan mengenai capaian sektor pertanian nasional. Menurut Presiden Prabowo, produksi beras dan jagung di Indonesia saat ini telah mencatatkan rekor tertinggi sepanjang sejarah Republik Indonesia berdiri. Pernyataan ini disampaikan dalam berbagai kesempatan, menegaskan optimisme pemerintah terhadap pencapaian swasembada pangan.
Dalam pidatonya di acara Kongres IV Tunas Indonesia Raya (Tidar) pada Sabtu, 17 Mei 2025, serta saat memberikan pengantar pada Sidang Kabinet Paripurna di Istana Kepresidenan Jakarta pada Senin, 5 Mei 2025, Presiden Prabowo dengan yakin menyebutkan peningkatan drastis dalam produksi dua komoditas pangan strategis tersebut.
“Dengan waktu yang singkat, kita buktikan kita sudah menuju ke arah swasembada pangan. Di luar dugaan kita, produksi beras dan jagung kita tertinggi sepanjang sejarah Republik Indonesia,” ujar Presiden Prabowo.
Klaim Presiden Prabowo ini didukung oleh data dari Badan Pusat Statistik (BPS). Laporan BPS mencatat adanya peningkatan signifikan dalam aktivitas produksi pertanian pada Triwulan I tahun 2025, terutama pada komoditas padi dan jagung. Produksi padi pada Triwulan I 2025 dilaporkan tumbuh sebesar 51,45 persen, sementara produksi jagung mengalami peningkatan sebesar 39,02 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Lonjakan produksi ini menempatkan sektor pertanian sebagai salah satu penyumbang pertumbuhan ekonomi tertinggi.
Presiden Prabowo menjelaskan bahwa capaian rekor produksi ini merupakan hasil dari berbagai kebijakan dan program yang dijalankan oleh pemerintah dalam mendukung petani. Salah satu kunci keberhasilan, kata beliau, adalah program transformasi lahan pertanian, termasuk upaya konversi lahan rawa menjadi sawah-sawah produktif. Selain itu, pengadaan puluhan ribu pompa air untuk mengalirkan air dari sungai-sungai besar di berbagai daerah juga dinilai sangat berperan dalam meningkatkan indeks pertanaman dan produktivitas.
Peningkatan produksi ini terjadi secara merata di berbagai wilayah di Indonesia. Presiden Prabowo menyoroti peningkatan produksi yang signifikan di beberapa daerah, dengan kenaikan rata-rata produksi mencapai 10 persen. Bahkan di Provinsi Sumatera Selatan, kenaikan produksi beras dilaporkan mencapai angka yang luar biasa, yaitu 25 persen.
Selain produksi yang mencapai rekor tertinggi, Presiden Prabowo juga menyebutkan bahwa cadangan beras pemerintah yang tersimpan di gudang-gudang Bulog saat ini juga berada di level tertinggi sepanjang sejarah Indonesia. Ketersediaan cadangan pangan yang melimpah ini menjadi instrumen strategis bagi pemerintah untuk menjaga stabilitas harga, memastikan ketersediaan pasokan, memberikan bantuan pangan kepada masyarakat yang membutuhkan, dan bahkan membuka potensi untuk ekspor di masa depan jika produksi terus surplus.
Dengan capaian rekor produksi beras dan jagung serta tingginya cadangan beras pemerintah, Presiden Prabowo menyatakan optimisme yang kuat bahwa Indonesia berada di jalur yang tepat menuju pencapaian swasembada pangan. Beliau bahkan memperkirakan swasembada pangan dapat tercapai paling cepat pada tahun 2025 dan paling lambat pada tahun 2026.
Presiden Prabowo menegaskan bahwa pencapaian ini merupakan bukti kerja keras pemerintah bersama para petani. Ia berkomitmen untuk terus memperkuat sektor pertanian, meningkatkan kesejahteraan petani, serta berupaya mengurangi kemiskinan dan menghilangkan kelaparan dari Indonesia. Meskipun menyadari masih ada tantangan dan kesulitan di depan, Presiden Prabowo yakin masa depan Indonesia cerah asalkan didukung oleh pemerintah yang bersih dan bebas dari korupsi.
Capaian rekor produksi beras dan jagung ini menjadi berita positif bagi ketahanan pangan nasional dan memberikan harapan baru bagi para petani di seluruh Indonesia. Pemerintah berkomitmen untuk terus menjaga momentum peningkatan produksi ini melalui kebijakan yang pro-petani dan investasi di sektor pertanian.